sveosportu.com

8 Tokoh Selain Bung Towel yang Kritik Program Naturalisasi

Dari kiri arah jarum jam: Hifni Hasan, Rocky Gerung, Peter F. Gontha, dan Nuroji (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

PSSI kini sedang gencar-gencarnya menaturalisasi pemain diaspora yang berkarier di kompetisi luar negeri untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia.

Program yang mulai diintensifkan pada era kepelatihan Shin Tae-yong ini terbukti efektif.

Timnas Indonesia berhasil lolos ke Piala Asia 2024 dan masuk ke putaran ketiga Piala Dunia 2026 zona Asia.

Bahkan Timnas U-23 Indonesia menorehkan sejarah saat melaju ke play-off Olimpiade Paris 2024 usai menempati posisi keempat Piala Asia U-23 2024.

Peringkat FIFA Skuad Garuda pun meningkat drastis dari 170-an pada 2020 menjadi 129 saat ini.

Para pencinta sepak bola Indonesia menyambut gembira suksesnya program naturalisasi ini dengan penuh euforia. 

Stadion selalu full ketika Jay Idzes dan kawan-kawan menjamu lawan mereka, nobar digelar di mana-mana dan selalu dihadiri ribuan pendukung Skuad Garuda.

Meski prestasi Timnas Indonesia makin meningkat, tidak semua pencinta sepak bola Indonesia menyetujui begitu saja program naturalisasi ini.

Pengamat sepak bola, Tommy Welly alias Bung Towel, termasuk sosok yang dikenal paling kritis terhadap program naturalisasi.

Salah satu kekritisannya diungkapkan dalam acara debat salah di senuah kanal televisi nasional beberapa waktu lalu.

Ketika itu Towel menyampaikan pendapat, naturalisasi hanya sebuah jalan pintas untuk membangun sepak bola nasional. 

“Kalau perdebatan teknis berarti pelatih yang menentukan layak atau tidak. Tidak boleh ketika kita mengapresiasi yang satu kemudian merendahkan yang lokal," kata Towel.

Pria yang pernah menjadi pengurus PSSI ini juga merasa pemain dari dalam negeri kurang diapresiasi.

“Pertanyaan kritisnya adalah, akselerasi naturalisasi ini sampai kapan? Kemudian seberapa banyak?," ucapnya.

Dalam komentar lainnya, Towel juga mengaku kasihan kepada Ernando Ari yang tersingkir dari posisi kiper utama Timnas indonesia karena kedatangan kiper diaspora, Maarten Paes.

Selain Bung Towel, sebenarnya ada nama-nama tokoh lainnya yang menyampaikan kritiknya terhadap program naturalisasi ini. 

Tentunya mereka juga memiliki berbagai alasan. Berikut daftarnya:

1. Hifni Hasan

Shin Tae-yong dan Hifni Hasan (IG Hifni Hasan).
Hifni Hasan (kanan) bersama pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (Dok. IG Hifni Hasan).

Nama Hifni Hasan mencuat setelah menyampaikan ktitik langsung di depan pelatih Tim Nasional Indonesia, Shin Tae-yong, dalam acara Santini Jebreeetmedia Awards 2024, Kamis (26/9/2024) di Jakarta.

Hifni selaku anggota Komite Eksekutif NOC Indonesia mewakili Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, yang berhalangan hadir dalam acara itu.

Sebelum menyampaikan sambutan, Hifni secara pribadi (bukan atas nama NOC Indonesia) meminta Shin Tae-yong tidak membawa terlalu banyak pemain naturalisasi ke dalam skuad Timnas Indonesia.

“Pertama kali saya mau bicara tentang coach Shin Tae-yong. Saya orang paling keras memberitahu beliau, jangan terlalu banyak pemain naturalisasi dibawa ke dalam tubuh sepak bola Indonesia," ujar Hifni, dikutip dari YouTube JebreeetmediaTV.

Hifni mengaku tiap kali ia mengkritik program naturalisasi, akun media sosialnya langsung dibanjiri serangan dari netizen.

"Setiap saya bicara soal Shin Tae-yong, buzzer-nya itu mungkin sampai ratusan ribu. Jadi bukan hanya Towel (yang diserang),” ujarnya.

2. Peter F Gontha

Peter F. Gontha (Dok. Facebook Peter F. Gontha).
Peter F. Gontha (Dok. Facebook Peter F. Gontha).

Peter F. Gontha, selain seorang pebisnis, juga dikenal sebagai mantan Dubes Indonesia untuk Polandia.

Pada 11 September 2024 ia mengunggah 8 pernyataan sekaligus pertanyaan melalui akun media Instagramnya untuk mengkritik kondisi sepak bola Indonesia, terutama naturalisasi. 

Ia mengaku mencintai PSSI dan bangsa Indonesia, namun merasa malu karena Timnas Indonesia diisi 9 pemain naturalisasi. 

"Apakah menurut Anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d dewasa)? (saya rasa demikian).”

“Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat daripada menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa? (saya malu)," itulah sebagian pernyataan yang disampaikan Peter.

Peter juga mengajak seluruh suporter untuk tidak membohongi diri sendiri dengan "sepak bola palsu".

3. Rocky Gerung

Pengamat politik Rocky Gerung belum lama ini juga ikut menyoroti program naturalisasi pemain timnas Indonesia. 

"(Ada) euforia dalam persebakbolaan kita, tapi euforia itu membatalkan atau membuat kita lupa bahwa yang bermain di lapangan itu sebetulnya bukan grup yang kita idealkan," ujar Rocky dalam video viral.

Namun ia mengakui sepak bola memang sudah mendunia. Maka itu, keputusan naturalisasi menjadi hal wajar dipilih beberapa negara demi meningkatkan prestasi. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat