– Liga Italia 2024-2025 memang baru melangsungkan enam pertandingan. Namun tanda-tanda kasta tertinggi sepak bola Italia itu sudah mulai terlihat, karena empat klub penantang gelar hanya dipisahkan dua poin.
Tiga dari empat klub teratas Liga Italia itu turun dengan pelatih baru, dan hanya juara bertahan Inter Milan yang mempertahankan Simeone Inzaghi.
Upaya SSC Napoli mempertahankan gelar liga musim lalu yang berantakan hingga berakhir di posisi kesembilan. Manajemen Napoli pun memilih Antonio Conte mulai musim ini dan perubahan mulai terlihat setelah I Partenopei kini memimpin klasemen Liga Italia.
Paulo Fonseca boleh saja menyombongkan diri memenangi Derby della Madonnina saat AC Milan mengalahkan favorit gelar Inter. Namun, pengaruh awal Thiago Motta di Juventus FC bisa dibilang yang paling menarik.
Pelatih berusia 42 tahun itu menikmati karier bermain yang cemerlang, mengangkat dua gelar Liga Champions dan memenangi gelar liga di Spanyol, Prancis, dan Italia.
Setelah memulai karir manajerialnya dengan acuh tak acuh di Genoa FC dan Spezia Calcio, Motta menikmati kesuksesan luar biasa bersama Bologna FC dengan mengamankan tiket Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub dan pindah ke Juventus pada musim panas tahun ini.
Juventus Miliki Rekor Pertahanan Terbaik di Eropa di Bawah Asuhan Thiago Motta
Juventus dan Empoli FC menjadi hanya dua tim yang tidak terkalahkan Liga Italia hingga enam laga, dengan Si Nyonya Tua hanya tertinggal satu poin dari pemimpin liga Napoli.
Pengaruh Motta di tim asal Turin itu terlihat jelas dengan mantan pemain internasional Italia itu menerapkan formasi pilihannya 4-2-3-1 yang memberinya begitu banyak kesuksesan di Bologna.
Juventus hanya mencatatkan dua skor berbeda di Liga Italia sejauh ini: memenangi tiga pertandingan dengan skor 3-0 dan tiga kali imbang tanpa gol (0-0).
10 Klub Raja Pertahanan, Gol Kemasukan Paling Sedikit di 5 Liga Top Eropa
KLUB | LIGA | PERTANDINGAN | KEBOBOLAN |
---|---|---|---|
Juventus | Italia (Serie A) | 6 | 0 |
Liverpool | Inggris (Premier) | 6 | 2 |
Empoli | Italia (Serie A) | 6 | 2 |
RC Lens | Prancis (Ligue 1) | 6 | 2 |
RB Leipzig | Jerman (Bundesliga) | 5 | 2 |
AS Monaco | Prancis (Ligue 1) | 6 | 3 |
Union Berlin | Jerman (Bundesliga) | 5 | 3 |
Atletico Madrid | Spanyol (La Liga) | 8 | 4 |
Napoli | Italia (Serie A) | 6 | 4 |
AS Roma | Italia (Serie A) | 6 | 4 |
Seperti yang diilustrasikan oleh boks di atas, Juventus adalah satu-satunya klub di lima liga teratas yang belum kebobolan musim ini dengan rekor pertahanan terbaik berikutnya dimiliki oleh empat klub dengan dua gol.
Juventus juga membuat sejarah dengan clean sheet mereka dalam kemenangan 3-0 atas Genoa pada hari Sabtu ketika mereka menjadi tim dengan rekor terpanjang tanpa kebobolan (540 menit) sejak Liga Italia memakai sistem tiga poin untuk pemenang pada tahun 1994.
Awal positif Motta di Juve diperkuat dengan mengalahkan PSV 3-1 di pertandingan pembuka Liga Champions. Tetapi masih ada tanda tanya mengenai kredensial gelar mereka.
Pandangan Juventus dan Thiago Motta dari Italia
Motta pantas mendapatkan reputasi sebagai salah satu pelatih muda paling cemerlang di dunia dan timnya sangat menarik dari sudut pandang taktis.
Di Bologna, Motta terkenal dengan sebutan formasi 2-7-2 dengan fokus pada bagaimana timnya berbaris secara vertikal, bukan horizontal - angka “2” mengacu pada pemain di area sayap dan angka “7” di tengah.
Prinsip-prinsip tersebut sudah jelas di Juventus dengan Motta memprioritaskan stabilitas pertahanan tetapi perbaikan masih diperlukan di area menyerang.
Cristiano Giuntoli, Direktur Teknis Juventus, berpengaruh dalam penunjukan Motta karena mereka ingin kembali menjadi klub terbaik di Italia setelah empat tahun tanpa Scudetto.
“Giuntoli menginginkan revolusi musim panas ini dan mengganti manajer dari Massimiliano Allegri ke Motta. Ia menikmati kesuksesan besar di Bologna dan juga mengubah talenta muda menjadi pemain top seperti Ricardo Calafiori, Lewis Ferguson, dan Joshua Zirkzee,” ujar Stefano Buonfino, pakar Liga Italia dari Transfermarkt.
“Motta menginginkan penguasaan bola dan pertahanan yang kuat. Dia memiliki salah satu bek tengah terbaik di Italia - dan Eropa - Bremer dan lini tengah yang sangat kuat.
“Mereka memiliki pemain-pemain cerdas dalam penguasaan bola dan sangat bagus dalam penempatan posisi, selalu berada di area yang tepat di lapangan. Tanda tanya masih muncul mengenai permainan menyerang mereka karena mereka gagal mencetak gol di terlalu banyak pertandingan.
“Zirkzee striker yang sangat berbeda dengan Dusan Vlahovic yang tampak lebih egois di lapangan. Jadi, ketika dia tidak mencetak gol maka terlihat bahwa dia bermain buruk.
“Ini akan menjadi perebutan gelar yang sangat ketat dengan empat pesaing utama berada di posisi yang berdekatan dan ini akan menjadi pertarungan yang hebat.”
Juventus memiliki skuad paling berharga ketiga di Liga Italia berdasarkan nilai pasar Transfermarkt. Di bawah Motta, Juve telah menunjukkan janji awal dapat menantang tim favorit Inter untuk meraih gelar.
Terkini Lainnya
Bagaimana Antonio Conte Ubah Napoli dalam Tempo Singkat
Kemungkinan Pola Manchester United bersama Ruben Amorim
Regional Surabaya dan Solo Tuntas, Meet the World With SKF Dinilai Punya Arti Penting
Manchester United Sambut Ruben Amorim, Ruud van Nistelrooy Pergi
Mike Tyson Mau Ladeni Jake Paul Bukan karena Uang
Ezechiel N’Douasel, Mesin Gol Persela yang Makin Tajam
PFL 2024-2025: Pangsuma FC Dapat Dukungan Fasilitas Latihan dan Operasional Tim
Rapor Pemain Indonesia di Asia: Asnawi Mangkualam Paling Impresif
18 Atlet Panjat Tebing Junior Indonesia Siap Bersaing di IFSC Asian Youth Championships 2024
Adidas Rilis Koleksi Adicolor untuk Tiga Klub Elite Eropa