sveosportu.com

Budaya Jamaika di Kolaborasi Kedua Lover’s F.C x Rizla

Kolaborasi kedua Lover's F.C x Rizla lebih kental bernuansa budaya Jamaika dan Karibia. (Hendy AS/Skor.id)

– Melanjutkan peluncuran kolaborasi pertama mereka awal tahun 2024, Lover’s Football Club (F.C) dan Rizla kembali dengan kolaborasi kedua. Kali ini, mereka mendapatkan pengaruh dari Jamaika.

Seperti diketahui, pada April lalu Lover’s F.C dan Rizla meluncurkan kapsul kolaboratif yang menampilkan tiga desain kemeja ikonik yang dikerjakan ulang dari sudut pandang streetwear

Awal bulan Juli ini, pasangan tersebut kembali. Lover’s F.C melanjutkan hubungan autentiknya dengan komunitas di balik budaya. Kali ini fokus kolektif dialihkan ke pengaruh budaya Jamaika, yang dirasakan di seluruh dunia melalui musik, mode, dan seni, dan disajikan melalui dua desain jersey, yang diambil dari lokasi di Kepulauan Karibia.

Desain jersey ini memanfaatkan warna tradisional Rastafari, dipadukan dengan branding dari kedua merek tersebut, untuk menciptakan kaus sepak bola yang merayakan kecintaan mendalam pulau ini terhadap permainan yang indah.

“Dimaksudkan sebagai cara kami memberikan rasa hormat, kaus kolaborasi ini merupakan perayaan dari pulau multinasional tanpa batas yang dinamis ini dan kaus sepak bola yang terus berkembang bertemu dengan persilangan budaya populer yang dipimpin oleh Lover’s F.C,” demikian pernyataan resmi dari Lover’s F.C.

Pengambilan gambar yang tetap autentik mungkin dilakukan oleh para sosok kunci dalam kancah kreatif pulau ini, termasuk Odessa Chambers (@oblessa), yang merupakan putri dari Jimmy Cliff yang legendaris, seorang produser film, pengembang merek, dan pencipta tren pulau itu. 

Ada juga artis dancehall (sebuah genre musik populer asal Jamaika yang muncul pada akhir 1970-an) masa depan Aza Linage (@azalinage).

Lover’s F.C adalah merek busana yang fokus pada desain dasar kaus sepak bola namun belum pernah begitu terkait dengan gaya streetwear. 

Rizla (kerap ditulis Rizla+. untuk kepentingan komersial), adalah merek kertas linting perlengkapan terkait lainnya asal Prancis. Kertas ini biasa dipakai untuk melinting tembakau, mariyuana, atau campuran keduanya, untuk membuat sambungan dan rokok buatan tangan.

Perusahaan tersebut dijual pada tahun 1997 ke Imperial Tobacco. Nama Rizla muncul pada tahun 1886, yang merupakan gabungan dari kata riz yang berarti beras dalam bahasa Prancis dan La+ yang merupakan singkatan dari Lacroix atau “salib”. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat