- Alumni Liga TopSkor, Pandji Akbar Prawira kini sedang berjuang dan menimba ilmu sepak bola di Eropa.
Pemain jebolan Diklat ISA itu kini berada di Polandia dan sedang menjalani persiapan untuk bergabung bersama tim U-19 Wisla Krakow.
Sebagai informasi, Wisla Krawkow adalah salah satu klub sepak bola Polandia yang bermain di Divisi Utama Ekstraklasa.
"Sekarang saya di Polandia, nanti akan gabung bersama tim Liga 2 Polandia, Wisla Krakow. Tapi saya masih bersama tim mudanya di U-19," ujar Pandji Akbar Prawira.
"Sudah hampir dua minggu disini, saya belum latihan sama tim, karena masih menunggu surat izin tinggal disini dulu. Setelah itu nanti baru bisa bergabung," jelasnya.
Sebagai informasi, sebelum tiba di Polandia, pemain yang sempat membawa TopSkor Indonesia (TSI) meraih peringkat ketiga di Garuda International Cup (GIC) 2024 itu juga sempat menimba ilmu di beberapa tim muda Jerman.
"Saya memutuskan untuk ke Eropa sudah sejak dua bulan lalu. Awalnya di Jerman saya sempat bergabung bersama tim muda Hanauer FC dan Osnabruck SC," ungkapnya.
Lelaki kelahiran Jakarta, 27 Mei 2007 itu mengaku sangat senang dengan atmosfer sepak bola di Eropa.
Ia pun menilai banyak aspek yang bisa menjadi pembekalannya untuk peningkatan performa dalam sepak bola.
"Saya memang belum menjalani pertandingan resmi selama disini, tapi tujuan saya untuk mencoba meniti karier di Eropa, pastinya supaya saya punya pengalaman dan bisa berkembang lebih pesat," kata Pandji.
"Karena semua orang juga tahu kalau sepak bola di Eropa itu sangat maju, dan harapan saya semoga bisa menjadi pemain sepak bola hebat yang berkarir di Eropa. Tentu tujuan saya agar di masa depan bisa membela timnas Indonesia," ia menambahkan.
Pandji juga membeberkan ada beberapa aspek perbedaan pesepak bola Eropa dan Indonesia. Teruma terkait hal-hal kecil seperti kedisiplinan dan tanggung jawab sebagai pesepak bola muda.
"Sejauh ini yang saya rasakan, sepak bola usia muda di Eropa jauh berbeda, mulai dari kedisiplinan terkait latihan, sudut pandang mereka dalam bermain sepak bola, lalu harus menjaga fisik dengan baik," ucap Pandji.
"Kemudian soal adaptasi di tim, kita sebagai pendatang harus bisa membuka pertemanan ke mereka dan kendala yang sudah pasti adalah di bahasanya, karena kita belum mengerti bahasa mereka dan ada juga yang tidak bisa bahasa Inggris," tuturnya.
Pandji mengaku selama menggeluti dunia si kulit bundar ada dua pemain yang menjadi panutannya di sepak bola yakni Evan Dimas dan Ivar Jenner.
"Role model saya di sepak bola adalah Evan Dimas dan Ivar Jenner, karena saya suka cara bermain mereka dengan ketenangan, umpan-umpannya, dan visi bermain mereka," pungkasnya.
Terkini Lainnya
7 Petenis Juara Grand Slam yang Tersandung Kasus Doping, Iga Swiatek Masuk Daftar
Celebration Night MUF GJAW 2024 Umumkan Peserta Favorit
Jordi Amat Tak Main, JDT Imbangi Jawara Thailand
Cara Carlos Pena Hadapi Jadwal Padat Persija di Bulan Desember 2024
Intip Lawan Timnas Indonesia di ASEAN Championship 2024: Myanmar
Hasil Persis vs Barito Putera: Tanpa Gol di Manahan, Kedua Tim Lanjut Paceklik Menang
Trend Sweater Day: Amankah Berolahraga Memakai Sweater?
LTS U-14 Priangan Timur Diikuti 12 Tim, Pembinaan Pemain Makin Bergairah
Claudia Scheunemann Pede Bawa Timnas Putri Indonesia Juara ASEAN Women’s Cup 2024
Pembagian Grup Liga Nusantara 2024-2025 dan Stadion yang Digunakan