sveosportu.com

Mengapa Jude Bellingham Sulit Cetak Gol di Real Madrid

Tugas gelandang Real Madrid Jude Bellingham musim ini bukan lagi menciptakan momen-momen ajaib di kotak penalti musuh namun membatasi gerakan lawan. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

 – Anda tidak perlu menjadi pakar matematika untuk mengetahui disparitas angka-angka yang ditorehkan Jude Bellingham di Real Madrid pada awal musim 2024-2025 ini.

Pada fase yang sama di tahun pertamanya berseragam Los Blancos, musim 2023-2024 lalu, Bellingham mampu mencetak 10 gol dari 11 laga pertamanya. Awal musim ini, gelandang serang asal Inggris itu belum mencetak satu gol pun dari sembilan pertandingan. 

Adakah sesuatu yang tidak beres pada Bellingham? Apa yang membuatnya belum juga mencetak gol dan tidak seproduktif di fase yang sama musim lalu? 

akan coba membahasnya Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage .).

Para jurnalis Spanyol dengan cepat mengalihkan perhatian dari pemain berusia 21 tahun itu. Bellingham telah “benar-benar dibayangi” oleh rekan satu timnya sehingga tampaknya “menurun”. 

Sementara itu, pelatih Madrid Carlo Ancelotti melindungi salah satu bintangnya itu dengan mengatakan bahwa Bellingham menjadi “lebih penting” dibanding tahun lalu dan dia “sangat puas” dengan pemain yang mulai meniti karier di klub Inggris Birmingham City itu.

Pada Selasa malam lalu, Real Madrid menjamu Borussia Dortmund, musuh lawan yang mereka hantam di final Liga Champions musim lalu. 

Madrid mampu bangkit usai tertinggal 0-2 menjadi menang dengan skor meyakinkan, 5-2. Namun, melawan klub yang melambungkan reputasinya itu, Bellingham kembali kesulitan untuk mencetak gol. Jadi, apa yang sesungguhnya terjadi?

Perubahan Posisi Seiring Datangnya Kylian Mbappe

Kenyataannya adalah peran Bellingham telah berubah, dan dia tidak lagi menjadi titik fokus dari banyaknya bintang yang bertabur bintang ini.

Di musim panas, Madrid menarik Kylian Mbappe dengan biaya penandatanganan sebesar 85,6 juta poundsterling dan gaji bersih 12,8 juta poundsterling per tahun. Itu merupakan gaji bersih tertinggi di Madrid klub, kendati lebih rendah daripada gajinya di PSG.

Selain hak citra dari kesepakatan komersial, pendapatan Mbappe tidak akan jauh dari pendapatan tahunan Madrid yang diperoleh dari pra-renovasi Stadion Santiago Bernabeu, kandang mereka.

Ketika sebuah klub berinvestasi besar-besaran pada seorang pemain, lanskap di lapangan akan berubah. Jadi Anda mendapatkan susunan pemain seperti yang ada di final Piala Super UEFA melawan Atalanta BC, yang menampilkan Mbappe di depan diapit oleh Vinicius Jr dan Rodrygo.

Bellingham, yang musim lalu diturunkan Ancelotti sebagai pemain dengan posisi nomor 10, kini harus puas bermain di posisi kiri dari formasi tiga gelandang. Bermain sebagai sayap kiri dalam tiga atau empat pemain, Bellingham praktis berada di bawah bayang-bayang Mbappe dan Vini plus harus melakukan “pekerjaan kotor”.

Kekesalan Bellingham terkait posisi barunya sudah terlihat pada laga pertama Madrid di La Liga di kandang RCD Mallorca yang berkesudahan 1-1. “Selesaikan serangannya karena berlari ke belakang sangat sulit,” kata Bellingham kepada trisula pemain depan Madrid. 

Rasa frustrasi itu terus berlanjut. Dalam kemenangan 2-1 di kandang Celta Vigo, Sabtu (19/10/2024) pekan lalu, Bellingham terlihat marah dan menendang rumput setelah Vinicius Jr memilih untuk menembak daripada mengoper bola untuknya. Mencium mulai adanya keretakan, Ancelotti pun harus meredam rumor tersebut. 

Musim lalu, Bellingham memang kadang-kadang beroperasi di sayap. Tetapi, ia memiliki lebih banyak kebebasan untuk berkeliaran di sepertiga akhir lapangan, dibandingkan hanya berdiam diri dan menunggu respons lawan terhadap ancaman.

Lebih Menjadi Penekan di Lini Tengah seperti Saat Masih di Borussia Dortmund 

Madrid kini lebih rentan terhadap serangan balik lawan karena mereka menambahkan Mbappe, yang naluri serta pendekatannya dalam bertahan lemah. Itulah yang membuat pelatih PSG Luis Enrique kesal dan frustrasi. 

“Ketika tidak bisa menyerang, Anda harus menjadi pemain bertahan terhebat sepanjang masa. Itulah seorang pemimpin. Itu dilakukan Michael Jordan (legenda bola basket NBA dan dunia),” kata Enrique kepada Mbappe, yang menjelang kepergiannya dipercaya sebagai kapten tim.

Di Madrid saat ini, Bellingham memang mendapat bantuan di lini tengah dari Luka Modric dan Fede Valverde, atau Eduardo Camavinga dan Aurelien Tchouameni. Namun, ia kini kerap menjadi lini pertahanan pertama jika serangan Madrid terputus. 

Ini bukan tentang Bellingham yang belari ke kotak penalti untuk ikut menyerang namun tentang mengantisipasi masalah. Bellingham harus memadamkan api (ancaman balik lawan) sebelum menjadi menyala lebih besar.

Boks Skor Special komparasi performa Jude Bellingham - Dede S. Mauladi .jfif
Statistik menunjukkan gelandang Real Madrid Jude Bellingham musim ini lebih berperan sebagai pemain bertahan. (Dede S. Mauladi/)

Musim ini, dari sembilan laga yang sudah dijalani, rata-rata tekel yang dilakukan Bellingham per pertandingan meningkat drastis menjadi 3 dari 1,74. Intersepnya (memotong operan lawan) meningkat menjadi 1,22 dari 0,70. 

Sejauh ini, Bellingham telah berhasil melakukan 32 tekel dan 13 intersepsi. Bandingkan dengan 19 dan 16 yang dibuat Declan Rice (Arsenal FC), atau 21 dan 16 dari Moises Caicedo (Chelsea FC). Jadi, publik kini melihat bagaimana peran Bellingham lebih sebagai penekan lini tengah, seperti eranya di Dortmund (Juli 2020 – Juli 2023).

“Bellingham bekerja sangat keras. Ia berkompetisi, bertarung, mengorbankan dirinya sendiri. Faktanya, dia memang belum mencetak gol sebanyak tahun lalu,” kata Ancelotti. 

“Tahun lalu dia mencetak banyak gol, hal yang tidak diduga oleh siapa pun. Kini, dia masih banyak membantu. Masalah tahun ini bukan kurangnya gol Bellingham. Kami selalu mencetak gol dan akan selalu mencetak gol, karena kami memiliki banyak talenta di lini depan. Bagi kami, saat ini, pekerjaan yang dia lakukan jauh lebih penting.”

Ketika melawan Celta, Ancelotti bahkan memindahkan Bellingham ke sisi kanan karena merasa lebih terekspos dalam beberapa waktu terakhir. Prioritasnya telah berubah. 

Ancelotti tidak terlalu menginginkan Bellingham berada di dalam kotak penalti. Dia rata-rata hanya melakukan 3,67 sentuhan di area lawan per pertandingan musim ini, penurunan yang cukup besar dibanding 5,26 musim lalu. 

Peralihan ini telah berlangsung selama beberapa waktu. Jumlah serangan Bellingham telah menurun sejak Januari dan dia mengakui pada bulan April bahwa perannya telah berubah.

“Saya rasa saya telah berbuat lebih banyak untuk tim, dan saya tidak keberatan melakukannya. Tetapi mungkin saya akan kehilangan sedikit pengaruhnya. Pasti akan ada kritik. Namun saya akan menerimanya dan mencoba membuktikan diri,” ucap Bellingham.

Pun begitu, semua analisis soal area pergerakan dan statistik Bellingham musim ini tidak menyentuh akar permasalahan. Bellingham memang masih memiliki peluang untuk masuk ke dalam kotak penalti. Bellingham masih mencatatkan 1,53 tembakan per laga. Tidak sebanyak musim lalu memang tetapi harus diakui cukup menurun.

Masalahnya adalah Bellingham, karena posisi barunya, kini lebih sering melakukan upaya dari jarak yang sangat jauh. Jarak tembakan rata-ratanya musim ini adalah 19,8 yard (sekira 18 meter), alias di luar kotak penalti. 

Bellingham mencetak beberapa gol jarak jauh yang luar biasa pada musim lalu, termasuk golnya melawan FC Barcelona. Namun, tanpa posisi dan taktik seperti musim lalu, kontribusi Bellingham harus diakui akan menurun.  

Ada juga faktor kebugaran yang dihadapi Bellingham musim ini. Ia mengalami dislokasi bahu pada November lalu sehingga Madrid mengimpor orthosis, alat pelindung, dari Amerika Serikat. 

Namun seperti dikutip The Athletic, Bellingham meminta untuk berhenti menggunakannya karena merasa alat itu membatasi pernapasan dan mobilitasnya. Untuk memperbaiki bahunya sepenuhnya, Bellingham memerlukan operasi. Tetapi konsekuensinya, menurut sumber The Athletic, ia akan absen selama dua hingga tiga bulan.

Sabtu (26/10/2024) akhir pekan ini, Madrid akan menjalani El Clasico di pekan ke-11 dengan menjamu FC Barcelona di Bernabeu. Laga bergengsi ini mungkin bisa menjadi kesempatan bagi Bellingham untuk membuktikan dirinya belum habis untuk urusan mencetak gol. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat