sveosportu.com

Terapkan Children Safeguarding, PFA Membangun Karakter

Nugroho Setiawan. (Foto: Rais Adnan/Grafis: Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

- Papua Football Academy (PFA) menjadi salah satu akademi sepak bola Indonesia yang begitu memperhatikan keamanan dan kenyamanan para siswanya. 

Untuk hal itu, PFA menerapkan Children Safeguarding.
Children Safeguarding adalah program proaktif untuk melindungi pemain/siswa selama berada di lingkungan PFA. Program ini secara khusus bertujuan untuk menciptakan lingkungan PFA yang ramah anak melalui upaya pencegahan, respons dan desain infrastruktur.
PFA menjadi satu-satunya akademi sepak bola di Indonesia yang menerapkan hal ini. 

“Kami mengadopsi Children Safeguarding ini dari FIFA Guardian. Kenapa FIFA merumuskan FIFA Guardian ini? Karena anak-anak selalu menjadi korban dalam sepak bola,” kata Nugroho Setiawan, PFA Safeguardian Committee Chairman.

Lebih lanjut, lelaki yang memiliki lisensi security officer FIFA ini menuturkan, pihaknya sedikit memodifikasi beberapa arahan yang terdapat dalam FIFA Guardian. Itu tidak terlepas untuk menyesuaikan kondisi di PFA.

“Untuk membuat konsep ini, saya observasi sampai dua tahun,” ujar Nugroho Setiawan.
  
Ada tujuh poin penting dari PFA Children Safeguarding. Pertama, selalu memberikan yang terbaik sesuai ketertarikan pemain. Kedua, menghargai hak dan kebutuhan anak lewat sepak bola. Ketiga, semua aturan diterapkan tanpa pengecualian.

Keempat, fasilitas dan infrastruktur. Kelima, religius dan bertanggung jawab. Keenam, semua pihak yang terlibat wajib bertanggung jawab menerapkan PFA safeguarding. Dan ketujuh, memastikan peran dan tanggung jawab terdefinisi dan dimengerti dengan baik.

“Safeguarding lebih ke mencegah daripada mengobati. Apa yang kami lakukan semuanya bermuara pada keselamatan sepak bola,” tegas Nugroho.

Selain itu, Nugroho juga mengungkapkan apa saja yang dikhawatirkan terjadi pada siswa PFA, yang masuk dalam pantauan Children Safeguarding ini untuk dicegah.

Di antaranya bolos pelajaran, berkelahi, kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kehilangan di kamar, anak cemas, pedofilia (homoseks), penelantaran anak, nakal/tidak sopan, tidak sopan ke wanita, bullying, jatuh dari lantai 2, serta kemarahan yang terpendam.
Untuk mengawasi hal itu, PFA membentuk guardian alias orang yang bakal mengawasi para siswa mereka, yang saat ini berjumlah 60 anak. Itu terdiri dari dua angkatan siswa kelahiran 2010 dan 2011 (masing-masing angkatan berjumlah 30 siswa).

“Masing-masing angkatan ada lima orang guardian. Jadi satu guardian akan memonitor enam anak. Para guardian itu akan mengawasi, mengajak ngobrol, serta nantinya dia yang memfilter untuk penanganan awal. Nantinya, mereka akan melaporkan ke Komite kalau ada hal serius,” Nugroho menjelaskan.

Hasil dari penerapan ini pun sudah terlihat saat mengunjungi markas Papua Football Academy di Mimika Sport Complex, Mimika, Papua, 19-20 Oktober 2024. Di mana, para siswa PFA benar-benar menunjukkan respek yang luar biasa terhadap orang yang lebih tua. Mereka pun sangat ramah dan selalu menyapa.

“Kami menerapkan Children Safeguarding adalah untuk membangun karakter lewat safety. Barangnya enggak kelihatan, tapi hasilnya yang kelihatan,” pungkas Nugroho.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat