sveosportu.com

10 Sisi Menarik Legenda Borussia Dortmund Marco Reus

Marco Reus. (Hendy AS/Skor.id)

Marco Reus telah mengumumkan dirinya akan meninggalkan Borussia Dortmund pada akhir musim 2023-2024, setelah 12 tahun yang mengesankan di klub masa kecilnya itu.

Reus adalah legenda Borussia Dortmund yang mencetak 168 gol dan 128 assist di semua kompetisi bersama Die Schwarzgelben sejak kembali ke klub kampung halamannya dari Borussia Monchengladbach pada tahun 2012.

Bersama Dortmund, ia telah memenangi tiga Piala Super Jerman (2013-2014, 2014-2015, 2019-2020), dua Piala Jerman/DFB (2016-2017, 2020-2021), dan menjadi runner-up Liga Champions setelah takluk dari sesama klub Jerman, FC Bayern Munchen pada 2013.

Menjelang musim 2023-2024 bergulir, gelandang serang berusia 34 tahun itu menyerahkan ban kapten kepada Emre Can, sebelum mengungkapkan bahwa itu akan menjadi yang terakhir baginya dalam balutan seragam hitam-kuning. 

 mencoba mengungkapkan 10 sisi-sisi menarik legenda Dortmund itu yang dirangkum dari bundesliga.com.

1. Awal yang Sederhana

Lahir di Dortmund pada 31 Mei 1989, klub pertama Reus adalah klub lokal Post SV Dortmund. Ia bergabung saat masih berusia empat tahun. Mantan pelatihnya, Andrea Schurmann, mengenang bagaimana Reus menghabiskan hampir setiap momen yang ada untuk menendang bola. “Dia selalu senang bermain, baik di sini atau di rumah. Dia bagus dalam penguasaan bola dan lebih dari sekadar bertahan di tim,” ucap Schurmann.

2. Memulai Lebih Awal

Setelah mendaftar ke klub pertamanya di usia yang sangat muda, calon pemain internasional Jerman ini dengan cepat menjadi terobsesi dengan sepak bola.

“Di rumah, saya menggunakan jeruk keprok dan apel sebagai bola. Hal itu membuat orangtua saya memutuskan untuk memasukkan saya ke dalam sebuah tim,” ujar Reus. 

Reus lalu bergabung dengan akademi muda Dortmund pada tahun 1996. Namun, ia lalu diberitahu bahwa fisiknya yang kecil akan menghalanginya untuk menjadi pemain profesional. Hal itu menyebabkan Reus berangkat ke Rot-Weiß Ahlen untuk bermain sepak bola reguler. 

“Sangat menyakitkan bagi saya untuk pergi‚” kata Reus kepada The Guardian pada tahun 2013. “Ketika menghabiskan seluruh karier muda di satu klub, Anda pasti ingin membuat langkah berikutnya – terutama ketika Anda mendukung tim itu.”

3. Gladbach Menjadi Penyelamat

Reus dikontrak oleh Borussia Monchengladbach pada musim panas 2009 dan ikut membentuk masa depan klub. Ia mencetak gol penentu yang membantu Foals menghindari degradasi pada tahun 2011 dan kemudian mencetak 18 gol – yang masih menjadi rekor pribadinya dalam satu musim – pada 2011-2012. 

Torehan Reus itu membantu Gladbach finis di posisi keempat Liga Jerman (Bundesliga) sehingga berhak masuk ke fase kualifikasi Liga Champions UEFA untuk Foals. 

4. Selalu Sakit Hati di Turnamen Besar

Karier internasional Reus dimulai dengan baik saat ia mengambil bagian dan mencetak gol di Euro 2012, dalam perjalanan Jerman ke semifinal. Menjelang Piala Dunia 2014, penyerang cerdik ini sedang dalam performa terbaiknya. Ia mencetak delapan gol liga dan memberikan lima assist pada paruh kedua musim 2013-2014. 

Namun mimpi Reus hancur hanya beberapa hari sebelum turnamen di Brasil, ketika ia mengalami cedera pergelangan kaki (ankle) dalam pertandingan persahabatan melawan Armenia. Jerman kemudian memenangi Piala Dunia keempat tanpa Reus. 

Sejarah terulang kembali menjelang Euro 2016, dengan cedera di akhir musim membuat Reus absen lagi dari turnamen internasional. 

Sang gelandang serang ini cukup beruntung mampu memainkan turnamen besar keduanya pada Piala Dunia 2018. Menjadi starter di dua dari tiga pertandingan grup Jerman dan mencetak gol melawan Swedia dalam satu-satunya kemenangan Die Mannschaft di Rusia. 

Reus lalu melewatkan Euro 2020 karena pilihannya. Tetapi ia kembali untuk membantu negaranya menjadi tim pertama yang lolos ke Piala Dunia FIFA 2022 – sebuah turnamen yang juga terpaksa ia tonton di TV karena cedera ankle.

5. Dukungan Mario Gotze

Sementara Reus gagal meraih kejayaan di Piala Dunia, sahabatnya Mario Gotze mewujudkan impian setiap penggemar sepak bola muda dengan mencetak gol kemenangan (1-0) di final tahun 2014 melawan Argentina. Dia mendedikasikan kemenangan tersebut untuk rekannya yang absen dengan membawa kaus bertuliskan nama Reus di bagian belakang lapangan saat perayaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat